“`pasangan yg menikah itu belum tentu jodohnya…demikian juga
sebaliknya, “`
Jodoh belum tentu bisa terwujud dalam sebuah pernikahan.
Atau ketika menikah kemudian bercerai apakah dikatakan tidak berjodoh?? Mengapa
bisa terjadi?
1. Campur tangan Setan/Jin
2. Kebodohan dan ketidaktahuan dari manusianya sendiri.
JODOH ITU BELUM TENTU PASANGAN NIKAH KITA
Jodoh adalah hal yg ghaib, tetapi ketika Manusia bisa
menjalani nilai2 ke Fitrahan, maka dia akan di tunjukkan Jodohnya. Meski orang
yg kita ketahui sebagai Jodoh kita juga belum tentu mau kita ajak menikah.
Semua tidak seperti angan2 kita hanya dengan sholat Istiqarah kemudian
“seolah2″ kita diberi petunjuk untuk menentukan Jodoh kita. Padahal keputusan
itu produk dari hati atau Nafsu Angkara kita, karena memang kita sudah ada rasa
suka dengan org yg kita maksud. Nah ketika kita menjalaninya sampai pada tahap
pernikahan kemudian terjadi sesuatu yg tdk kita inginkan, akhirnya kita
menyalahkan Allah/Tuhan, padahal ini bukan pilhan-NYA, karena ketika memilih
pilihan (jodoh) kondisi kita masih diliputi Nafsu Angkara, dan pilihan itu
adalah murni dari pilihan (Nafsu Angkara) kita sendiri.
Jadi bukan ajaran Shalat Istiqarahnya yang kurang benar,
tetapi hal ini murni dari ketidaksiapan kita dalam menata hati, rasa, dan nafsu
kita untuk dapat “Menjemput Opini Tuhan”, sehingga tidaklah layak kita
bernegative thinking kepada Allah/Tuhan, yang mana sejatinya kitalah yang
kurang bisa menjalankannya secara benar. Sebenarnya Jodoh itu tidak perlu
diterawang, diramal, atau dengan pengasihan, pelet, dsb. Jika kita berjalan
sesuai fitrahnya dan belajar akan kepasrahan kepada Allah/Tuhan dengan benar, maka
justru kita akan semakin akurat dalam menentukan jodoh sebagai pendamping
hidup.
Jodoh itu bukan Menyatukan dua hati yang berbeda, tetapi
Menyatukan satu hati yang terbelah menjadi dua. Sehingga kekurangan dari yang
satu, yang satunya lagi bisa membantu dan melengkapi. Jadi dalam Jodohpun
masing2 memiliki tugas yang mesti ditanggungnya sendiri2 sesuai fitrahnya/jatah
tugas sebagai apa kedudukannya, apakah sebagai Istri atau sebagai suami ( kalau
memang Jodoh itu telah dapat bersatu didalam tali ikatan pernikahan). Dan semua
diikrarkan serta disumpahkan dihadapan Allah/Tuhan. Sehingga Cinta atas dasar
Raga, rasa, jiwa, sukma hingga cinta dalam hidupnya semua disujudkan pada
Allah/Tuhan. Oleh karena itu Cintaku untuk Istri/Suami adalah refleksi dari
Cintaku kepada Allah, Cintaku kepada anak2ku adalah manifestasi cintaku kepada
Allah/Tuhan. Nah bila sudah seperti itu diharapkan tidak ada perselingkuhan,
atau penganiyaan maupun saling menyalahkan dari keduanya, karena semua terwujud
atas dasar menjalankan kewajiban hanya untuk Allah/Tuhan.
Kenapa tidak semua manusia diberitahu tentang rahasia Jodoh
? jawabannya sangat simpel, yaitu : tidak semua manusia siap dan mau menjalani
dengan Jodoh yang sebenarnya. Makanya hanya orang2 dalam kondisi fitrahlah yg
akan ditunjukkan tentang rahasia Jodoh, Mengapa demikian ? karena orang2 dengan
kefitrahan akan lebih mampu menerima Jodohnya apa adanya, sesuai Fitrah/jatah
yg mesti dia peroleh, dan inilah yang disebut RAHMAT Allah/Tuhan.
Rahmatulloh/rahmat Allah bagi orang2 yg mengutamakan nilai Fitrah sebagai
sandaran hidup adalah bukan sesuatu yang berujud kesenangan ataupun keindahan
saja namun apapun itu bentuknya, apapun itu wujudnya kalau itu rahmat dari
Allah/Tuhan semua baik dan benar adanya, demikian juga dengan JODOH.
Nah siapkah menjalankan Kodrat dan Takdir kita sebagai
manusia yang bersandar pada nilai Fitrah disetiap perjalanan hidup kita? Dan
siapkah kita menerima Jodoh pilihan Allah/Tuhan meski tak selamanya pilihan
Allah/Tuhan sesuai dengan selera kita ?. Coba tanyakan kepada diri kita,
sebelum Allah/Tuhan akan mengkabulkan permintaan kita untuk mengerti Jodoh kita
yang sesungguhnya…..
Mengapa setelah Istiqaroh belum mendapat jawaban??
Jika masih tiada petunjuk apa2, usahakan sehingga tiga
malam. Jika tiada juga, bolehlah diambil langkah mengikut pertimbangan sendiri
atau boleh kita minta pendapat dari orang-orang alim.
Cara KEDUA, menggunakan akal fikiran yang Allah bekalkan
kepada kita. Caranya:
1. Buat pertimbangan sendiri. Fikirkan pro dan kontranya
dari banyak sudut. Kita sendiri lebih tahu situasi kita berbanding orang lain.
2. Minta pendapat orang tua-tua, orang-orang soleh, sahabat
dekat, dan kerabat dekat yang bisa dipercaya.
3. Berbicara dengan teman kita itu jika takut dan ingin aman
dari fitnah. Sambil mencari jalan, sambil mengetahui pribadinya.
Gabungan ketiga-tiga cara ini insyaallah akan menghasilkan
satu kesimpulan dalam diri kita, sampai ada jodoh kita sudah waktunya ataupun
belum.
Berhasil ataupun tidak sesuatu urusan itu, tidak ada siapa
pun yang tahu. Tidak ada yang mampu memberi jawaban. Kita manusia yang serba
lemah hanya mampu merancang dan menjalankan. Hasilnya tetap berada di tangan
Allah. Yang penting, kita jangan mengabaikan IKHTIAR. Kedua-dua kaedah yang
dijelaskan di atas tadi termasuk ke dalam ikhtiar. Allah suka orang yang
berikhtiar. Apabila kita berikhtiar bersungguh-sungguh, pasti Allah memberikan
yang terbaik buat kita. Apa yang saudari sedang usahakan kini sebenarnya
termasuk dalam ikhtiar.
Kita tau, perjodohan ini bukan perkara yang mudah. Ia akan
mempengaruhi susah senang bahagia derita kita pada masa akan datang. Sebab
itulah jika kita sebentar yakin sebentar ragu. Itu memang kebiasaan, memang
fitrah. Orang lain pun umumnya begitu juga.
0 komentar:
Posting Komentar