Diskriminasi
sering terjadi di sekitar masyarakat entah di perkantoran, lingkungan
pedesaan dan perkotaan. Diskriminasi disisi mereka yang mempunyai
kekayaan lebih menjadi keuntungan bagi mereka untuk ‘memainkan’
diskriminasi ini pada mereka yang tidak mempunyai kekayaan lebih. Secara
tidak langsung diskriminasi menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakat
dunia sehingga sedemikian rupa diskriminasi menjadi masalah yang terjadi
di masyarakat.
Tidak
ada asap apabila tidak ada api, demikian pula dengan tidak ada
diskriminasi apabila tidak ada sesuatu yang menyebabkan hal itu terjadi.
Pertama,
sikap sombong adalah salah satu penyebabnya, mereka merasa ras,
golongan dan harta lebih baik dan menghina orang lain secara halus.
Kedua,
sikap serakah adalah sikap yang selalu ingin memiliki lebih hingga
merugikan orang lain. Sebagai contoh yang paling nyata saat ini adalah
ketika negara Israel menginvasi negara Palestina. Dan hal lainnya mungkin mengambil hak orang lain dengan sengaja dan merasa tidak bersalah atas tindakannya.
Ketiga,
sikap tidak tegas merupakan sikap yang mudah diombang-ambingkan oleh
kepentingan golongan untuk mencapai keputusan yang secara otomatis
menguntungkan golongan tersebut. Apabila suatu negara tidak mempunyai
pemimpin yang tegas maka yang terjadi adalah hanya terjadi diskriminasi
dimana-mana. Sebagai contoh apabila harga BBM naik maka yang terjadi
adalah masyarakat kelas menengah bawah akan makin sulit untuk meraih
nafkah sedangkan masyarakat kelas menengah ke atas akan diuntungkan
dengan naiknya harga BBM, saham meningkat, perusahaan makin untung dan
lain-lain.
Tahun
baru 2013 adalah waktu yang bagus untuk mulai memusnahkan masalah
diskriminasi ini. Mulai detik ini dan mulai dari diri kita sendiri,
sejenak merenung untuk memikirkan bagaimana generasi berikutnya agar
memiliki kehidupan yang jauh dari diskriminatif.
Tak
ada makhluk yang sempurna di dunia ini dan setiap masalah pasti
mempunyai jalan keluarnya. Masalah diskriminasi ini bisa dipecahkan
dengan sikap tegas, sebagai contoh adalah ketegasan Nabi Muhammad
shalallahu ‘alaihi wassalam adalah sosok pemimpin yang kukuh, lurus dan
tidak diskriminatif dalam menegakkan keadilan. Keadilan hukum dijalankan
secara transparan dan tidak mengenal kompromi, apalagi pilih kasih,
terutama terhadap orang-orang dekat dan keluarganya. Sebagai wujud
ketegasan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dalam menegakkan
keadilan hukum tercermin dalam pernyataan beliau yang tetap aktual
hingga hari ini, yaitu; “ Seandainya Fatimah (Putriku) ketahuan
terbukti mencuri, maka aku sendirilah yang akan memotong tangannya”.
Ketegasan
dan keadilan hukum itu menjadi antitesa terhadap model kepemimpinan
saat ini yang mudah bersikap tegas dan keras terhadap rakyat kecil dan
pihak-pihak yang berada diluar lingkaran kekuasaan, tetapi sangat lunak,
kompromistis dan tumpul terhadap orang-orang yang punya banyak uang,
kalangan keluarga dan yang berada dilingkaran kekuasaan.
Kedua,
sikap rendah hati yang dicontohkan oleh Muhammad shalallahu ‘alaihi
wassalam ketika menjadi pemimpin besar dan memiliki otoritas luas,
dirinya tidak pernah menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang sombong,
arogan, tinggi hati, anti kritik dan selalu ingin menang sendiri.
Muhammad
shalallahu ‘alaihi wassalam adalah pemimpin yang rendah hati yang tidak
pernah menggunakan posisinya untuk menakut-nakuti, menekan dan menindas
orang lain agar mengikuti seluruh kehendaknya.
Dalam
menjalankan amanat kepemimpinan Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam
selalu menjalankan musyawarah untuk mencari jalan terbaik serta
posisinya yang penting dan sentral justru dijadikan sarana berjuang
secara maksimal untuk melindungi dan melayani umat (rakyatnya).
Keempat,
sikap tidak serakah (rakus) dan tidak hidup mewah. Muhammad shalallahu
‘alaihi wassalam adalah pemimpin yang sangat berhati-hati dan tidak
rakus dalam memanfaatkan anggaran negara. Muhammad shalallahu ‘alaihi
wassalam justru memakai banyak harta pribadinya untuk menopang
perjuangan sehingga harta lebih banyak yang dikorbankan (disedekahkan)
untuk kepentingan umat. Dan kepemimpinan Muhammad shalallahu ‘alaihi
wassalam sangat jauh dari perilaku kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN)
seperti yang diperankan mayoritas pemimpin saat ini.
Sebagai
pemimpin Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam tidak bertahta di
singgasana yang megah dan mewah tetapi lebih “bertahta” dalam jiwa dan
hati rakyatnya. Sebagai pemimpin, kehidupan Muhammad shalallahu ‘alaihi
wassalam sangat jauh dari kemewahan, bahkan pakaiannyapun sering
“ditambal” dengan tangannnya sendiri sehingga pribadi dan keluarganya
“menyatu” dalam kebersamaan hidup rakyatnya.
Kenyataan
seperti itu sangat berbeda dengan mayoritas pemimpin saat ini, dimana
kondisi kehidupan pemimpin dan rakyatnya sangat jauh berbeda, bagaikan
bumi dan langit, dimana kebanyakan rakyatnya hidup miskin dan menderita,
tetapi para pemimpinnya hidup sangat mewah, megah dengan bergelimang
harta.
Itulah
praktik kepemimpinann Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam yang
menjadi tauladan kepemimpinan sepanjag masa. Tauladan kepemimpin
Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam ini selalu kontekstual, membumi
dan ideal untuk diaplikasikan dalam spirit dan watak kepemimpinan saat
ini agar dapat selamat dunia akhirat.
Para
pemimpin harus sadar bahwa kepemimpinan Muhammad shalallahu ‘alaihi
wassalam adalah potret kepemimpinan ideal dan “menyelamatkan” karena
tidak pernah digugat apalagi dituntut mundur oleh rakyatnya sehingga
khusnul khatimah serta terbebas dari beratnya hisab (perhitungan) atas
amanat kepemimpinan dihadapan pengadilan Allah subhanahu wa ta ‘ala.
Itulah
teladan kepemimpinan ideal untuk menyelamatkan mayoritas pemimpin saat
ini yang biasanya “manis” diawal, tetapi sering pahit, nista dan
sengsara di akhirnya, terutama sengsara dalam menghadapi hisab dan
pengadilan Allah Azza wa jalla.
Marilah
tanam sikap yang baik seperti tegas, rendah hati dan tidak serakah
dalam diri masing-masing yang kelak akan menggantikan pemimpin saat ini
yang masih berada dalam lingkaran antah berantah dalam memakmurkan
rakyat.
“Kebenaran hanya datang dari Allah subhanahu wa ta’ala dan apabila ada kesalahan penulis mohon maaf sebesar-besarnya ”
0 komentar:
Posting Komentar