"Tidak Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau (Ya
Allah), Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang
yang dzalim." (QS. Al-Anbiya': 87)
_______________________________
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, rabb semesta alam. Shalawat
dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga,
para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Doa di atas adalah doa Nabi Yunus bin Matta 'Alaihis Salam.
Beliau diutus oleh Allah kepada penduduk Ninawa, yaitu satu daerah di
negeri Mousul-Iraq. Beliau menyeru meraka kepada Allah. Tapi mereka
menolak seruannya dan tetap berada di atas kekufurannya. Maka beliau
pergi meninggalkan mereka dengan perasaan jengkel dan marah. Beliau
mengancam mereka dengan adzab dari Allah setelah tiga hari. ketika telah
terbukti ancaman beliau dan mereka ditimpa bencana, maka mereka baru
sadar bahwa Yunus adalah Nabi yang tidak berdusta. Lalu mereka pergi ke
padang pasir dengan membawa anak-anak, hewan ternak, dan unta mereka.
Mereka memisahkan antara induk dan anak-anaknya. Kemudian mereka berdoa
dan memohon keselamatan kepada Allah 'Azza wa Jalla . Unta-unta
dan sapi-sapi beserta anak-anaknya bersuara, begitu juga kambing dan
anak-anaknya mengembik. Lalu Allah mengangkat adzab dari mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
فَلَوْلا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ
فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا
عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ
إِلَى حِينٍ
"Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu
imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka
(kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang
menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada
mereka sampai kepada waktu yang tertentu." (QS. Yunus: 98)
Sementara saat itu Nabi Yunus sudah pergi. Beliau menaiki perahu
bersama kaumnya. Perahu itu tertimpa gelombang besar. Mereka takut akan
tenggelam. Lalu mereka mengadakan undian, siapa di antara mereka yang
harus dilemparkan ke laut untuk meringankan beban perahu. Jatuhlah
undian itu kepada Yunus. Mereka menolak untuk melemparkannya. Lalu
mereka mengulangi undian, kembali jatuh kepada Yunus. Lagi-lagi mereka
enggan melaksanakan keputusan. Kemudian undian dilakukan lagi, dan
tetap ia jatuh atas Yunus. Kemudian Nabi Yunus melepas bajunya dan
melemparkan dirinya ke laut. Saat itu juga muncul seekor ikan paus yang
membelah lautan, langsung menelan Yunus. Allah mengilhamkan kepada
paus tersebut, "janganlah engkau makan dagingnya dan hancurkan
tulangnya, karena Yunus bukan rizki bagimu, sesungguhnya perutmu
menjadi penjara baginya."
Saat berada dalam kesulitan yang sangat dan berada dalam tiga kegelapan
(gelapnya dalam perut ikan, di dasar lautan, dan di tengah gelapnya
malam), Nabi Yunus bertasbih dan berdoa kepada Allah dengan doa di atas
sehingga Allah menyelamatkannya dan mengembalikannya kepada kaumnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا
فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي
الْمُؤْمِنِينَ
"Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan
marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka
Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada
kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anbiya': 87-88).
Keagungan Doa
Saat nabi Yunus melihat dirinya berada dalam bala' dan ujian dari
Rabb-nya, Alah menjadikannya dalam perut ikan, maka ia berdoa dalam 3
kegelapan - gelapnya malam, gelapnya lautan dan dalam perut ikan-
kepada Allah yang melihat dan mendengar segala sesuatu. Ia sadar bahwa
kesulitannya tersebut akibat dari kesalahan dan dosanya. Ia sadar juga
bahwa Allah-lah yang menurunkan kesulitant ersebut. Ia juga yakin akan
keagungan Allah dan kuasa-Nya untuk mengampuni dosa dan mengabulkan
doanya. Hanya Dia semata yang bisa menghindarkan dirinya dari kesulitan
tersebut,
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا
دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ
مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang
menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping
Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya)." (QS. Al-Naml: 62)
Susunan kalimat di atas mengandung dua pengakuan besar. Pertama,
pengakuan terhadap uluhiyah dan keesaan Allah Ta'ala. Kedua, pengakuan
akan dosa dan salah.
Bagian pertama, menunjukkan kesempurnaan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
dan tidak boleh mendurhakai-Nya. Sedangkan bagian kedua, menunjukkan
kuatnya iman dan keharusan mewujudkan ubudiyah dengan benar, sehingga
saat tidak bisa mewujudkannya maka ia mengakui dosa dan kesalahannya.
Oleh karena itu ia segera kembali kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya
dengan kembali kepada ketaatan.
Kedua pengakuan ini adalah wasilah (sarana) besar untuk dikabulkannya
permohonan. Sehingga sesudah Nabi Yunus memunajatkan doa ini kepada
Allah, segera pertolongan Allah datang kepadanya. Kesulitan dan bala'
yang menimpanya berganti dengan kemudahan dan kemuliaan.
Dr. Sya'ban Ismail –guru besar Ilmu Qira'at di Universitas Ummul Qura,
Makkah al-Mukarramah berkata, "Di antara doa-doa Al-Qur'an al-Karim
yang menghilangkan kegundahan dan musibah adalah firman Allah Ta'ala,
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا
فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي
الْمُؤْمِنِينَ
"Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan
marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka
Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada
kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anbiya': 87-88)."
0 komentar:
Posting Komentar