Semoga semakin meningkatkan lagi Sedekahnya dan tepat waktu dalam melaksanakan Sholat!
Di suatu perjalanan dari Sukabumi menuju Jakarta, 3 bulan yang lalu, sebelum bulan Ramadhan.
Saat tertidur di perjalanan, terbangunlah ustad Yusuf Mansur
(dibangunkan Allah SWT) dengan rasa ingin pipis. Tidak jauh di depan ada
sebuah SPBU, diputuskanlah untuk buang air kecil di SPBU tersebut.
Setelah mobil diparkir dan turun dari mobil, terlihat berlari tergopoh-gopoh seorang satpam SPBU menghampirinya.
“Assalammualaikum pak ustad”, salam si satpam.
“Waalaikumsalam”, ustad menjawab.
“Begini pak ustad saya ingin cerita alias ngobrol-ngobrol dengan pak
ustad”, sambar si satpam. “Oh ya pak nanti ya setelah saya buang air
kecil, tunggu dulu aja di sini sebentar”, kata ustad Yusuf Mansur
sembari dia berjalan menuju toilet. Akan tetapi, si satpam bukannya
menunggu malahan dia mengikuti di belakang ustad, si ustad pun
mengulangi perkataannya.
“Pak tunggu aja sebentar ga lama ko.”
Si satpam pun nyengir sembari berkata, “saya mau shalat Ashar dulu pak”. Ustad melihat jam tangannya yang menunjuk jam 16.55.
“Baru mau shalat Ashar? Ya sudah cepat waktu Ashar bentar lagi habis”.
“Ya pak, waktu tugas saya baru selesai jadi baru sempat shalat”, jawab
si satpam.
Di dalam toilet setelah selesai buang air kecil
ustad Yusuf merenenung, “Tadi tertidur terus kebangun karena pingin
pipis, pas ada SPBU, terus mampir, terus ketemu si satpam. Pasti Allah
SWT sudah menjodohkan saya dengan si satpam itu tadi. Ya sudah akan saya
dengar dia mau cerita apa.”
Ustad Yusuf Mansur diajak ngobrol di kantin SPBU.
“Begini pak ustad saya udah bosen kerja di sini, saya ga betah”, kata si satpam.
“Lho ga betah? Udah berapa lama kerja di sini?”, tanya Ustad.
“Udah 7 tahun pak”, jawab si satpam.
“Nah itu betah namanya, kerja udah 7 tahun”, kata ustad lagi.
“Bukan gitu pak, habis ga ada kerjaan lain pak.”
“Terus kenapa bisa ga betah?”
“Gajinya kecil pak ustad.”
“Emang berapa gaji?”
“Gaji perbulan saya 1,7 juta.”
“Alhamdulillah, segitu kurang pak? Bapak udah punya istri dan anak?
Pasti ada yang salah dengan bapak”, sambar ustad Yusuf Mansur.
Si satpam pun nyengir kuda, “hehe, saya ambil motor pak dan saya punya istri dan seorang anak.”
“Ya benar tebakan saya, memang uang cicilannya berapa per bulan?”
“925.000 per bulan pak”. (Pantes aja gaji ga cukup, itu namanya besar pasak dari pada tiang)
“Saya ingin hidup saya berubah pak ustad ga gini-gini aja”, lanjut si satpam.
“Ada 2 syarat kalau Anda ingin berubah. Yang pertama benerin dulu tuh
shalat bapak, bagaimana mau berubah kalau shalat aja telat. Shalatlah
tepat pada waktunya, begitu suara adzan terdengar, maka berhentilah dari
semua aktivitas, bergegas ambil wudhu dan kerjakaan shalat.”
Shalat Ashar kurang lebih jam 15.00, tapi Anda mengerjakan pukul 17.00,
berarti bapak telat 2 jam. Sehari 5 waktu shalat, 2 x 5 = 10 jam,
sebulan 10 x 30 = 300 jam (12,5 hari), setahun 12,5 x 12 = 150 hari (5
bulan), masa kerja 7 x 5 = 35 bulan (3 tahun). Itu baru dikali waktu
kerja bapak 7 tahun di SPBU, kalau dikali umur bapak sesudah masa baligh
sampai sekarang? Udah habis waktu bapak sia-siakan, percepatan waktu
bapak jelas kalah dengan teman-teman bapak, saudara-saudara bapak yang
menunaikan ibadah shalat tepat pada waktunya. Yang lain udah naik
pesawat, bapak masih naik sepeda aja. Yang lain udah hidup enak bapak
masih gini-gini aja”, papar ustad Yusuf Mansur.
Sambil manthuk-manthuk si satpam bertanya lagi, “Syarat yang ke 2 apa pak ustad?”
“Yang ke 2 berinfak dan bersedekahlah kamu, sisihkanlah dari penghasilan bapak.”
Si satpam pun nyamber, “Oke pak saya mau benerin shalat saya, tapi
untuk syarat yang ke 2 saya ga sanggup pak ustad, gimana mau infak dan
sedekah? Penghasilan saya aja pas-pasan bahkan kurang pak ustad.”
Sambil geleng-geleng pak ustad berkata, “Semua makhluk yang ada di
jagat raya ini sudah di atur rezekinya masing-masing oleh Allah SWT,
hewan-hewan dan tumbuhan tak terkecuali. Jangankan orang yang bekerja,
pengangguran aja sudah dibagi rezekinya, apalagi yang bekerja, saya mau
nanya, mana ada sekarang pengangguran yang tidak makan sehari-harinya?
Pasti makan, kalau ada yang tidak atau kurang makan, silakan datang ke
rumah saya untuk makan. Namanya syarat berarti wajib, mau berubah
nasibnya ga?
“Mau pak ustad, tapi berapa sedekahnya?”
“Sebulan gaji deh.”
“Sebulan gaji? Terus makan keluarga saya?”
“Gini aja bapak bilang ke atasan, bon dulu uang gaji bulan depan untuk
infak dan sedekah”. Si satpam terbengong-bengong, pertentangan bathin
sangatlah kuat antara ikhlas dan tidak, pecahlah itu perang baratayudha
di dalam hatinya.
Dan akhirnya, sambil menghela nafas panjang
si satpam berkata, “Baiklah pak ustad 2 syarat tadi akan saya laksanakan
dengan sebaik-baiknya, terima kasih pak ustad saya udah mengganggu
waktu ustad.
“Alhamdulillah, ga apa-apa, lakukanlah syarat tadi dengan semata-mata mengharap ridha Allah SWT.”
Berpisahlah si satpam dengan ustad Yusuf Mansur.
Malam harinya si satpam gendu-gendu rasa dengan istrinya, apa-apa yang
sudah di obrolin dengan ustad Yusuf Mansur. Alhamdulillah sang istri pun
mendukung niatan dari suaminya dengan penuh hati.
Kemudian, pagi harinya si satpam menghadap kepada komandannya,
“Ndan, saya mau ngebon uang gaji saya bulan depan, boleh ga ndan?”
“Boleh aja, tapi alasannya buat apa?” Tanya balik si komandan.
Si satpam pun terdiam, iya iya buat apa? Masa alasan ngebon untuk infak dan sedekah, kan ga lucu.
“Heh ditanya kok malah diam!” Komandan menyentak.
“Ya ndan kemarin saya ketemu ustad Yusuf Mansur, syarat untuk merubah
nasib saya salah satunya bersedekah, jadi saya ngebon mau buat sedekah
ndan”, jawabnya dengan lirih dan aga malu-malu.
Si komandannya ketawa…
“Hahaha masa kamu kasbon buat sedekah? Yang bener aja? Tapi oke lah, nanti saya tanya boz besar dulu, kan dia yang meng-ACC.”
Si komandan pun langsung bergegas menghadap boz untuk mengutarakan hajat si satpam anak buahnya.
“Pagi boz, gini salah satu satpam anak buah saya, mau ngebon uang gajinya bulan depan, di ACC ga boz?”
“Buat apaan?”
“Katanya sih mau di gunakan untuk sedekah boz.”
“Mau buat sedekah?” Sambil mantuk-mantuk dan cengar-cengir si boz
menyambar lagi,” aneh banget, ya sudah, bilang sama dia boleh, akan saya
kasih dia bon gaji bulan depan, suruh ke sini dia.”
Si satpam masuk ruangan boz nya.
“Katanya kamu mau kasbon gaji bulan depan dan uangnya mau buat sedekah?”
“Iya boz, saya mau merubah nasib.”
“Merubah gimana?”
Si satpam pun menjelaskan ke boz nya, kalau mau berubah nasib harus sedekah. Dan si boz pun percaya ga percaya.
Singkat cerita si satpam udah mendapatkan uangnya dan telah
menghabiskannya untuk berinfak dan sedekah bagi saudara-saudara dan
tetangganya yang kurang mampu.
Hari-hari pun berlalu, sampai
tibalah di bulan yang baru. Alhamdulillah semua teman-temannya pada
gajian, sendiri-sendiri ga gajian, karena bulan lalu udah di bon. Tapi
hari demi hari berlalu, seorang teman satpamnya bertanya-tanya apakah si
satpam itu tadi hidupnya serba kekurangan atau tidak, temannya pun
melakukan survei, oh ternyata si satpam telah menjual motornya, pantes
lempeng aja dia. Si boz pun terus bertanya-tanya sambil menunggu si
satpam kenapa ga datang-datang lagi, lempeng amat tu bocah ya, merasa
penasaran si boz pun memanggil si satpam untuk menghadapnya di kantin.
“Gimana mau ngebon lagi ga untuk bulan depan, kan uang bulan ini udah ga ada?” Tantang si boz.
“Alhamdulilah ga pak boz.”
Tiba-tiba temennya nyeletuk dari belakang, “dia abis jual motornya boz.”
“Oh abis jual motor, pantes ka ga ngebon lagi.”
“Ga boz, saya jual motor bukan buat saya atau keluarga saya makan boz,
tetapi saya jual motor untuk menambahi sedekah saya!” Elak si satpam.
Tambah terbengong-bengong si boz dan penasaran,
“Gini boz saya ceritain, selepas saya bersedekah hari-hari terakhir di
bulan lalu saya sempat terbesit di hati rasa was-was dan gundah. Mau
makan apa saya dan keluarga saya bulan depan. Eh di awal bulan kemarin
Alhamdulillah nama istri saya nyangkut di surat warisan keluarga di
kampung, di situ tertera angka 17 juta untuk istri saya”.
Si boz pun nyamber lagi. “Lah kenapa kamu jual itu motor?”
“Saya malu sama ustad Yusuf Mansur, seandainya pada saat itu saya jual
motor untuk sedekah pasti Allah SWT akan membalasnya dengan lebih besar
lagi. Alhamdulillah sekarang saya dan istri punya warung sembako di
rumah sebagai usaha sampingan, semoga dengan ini nasib saya
sedikit-sedikit akan berubah menjadi baik dan lebih mulia di mata Allah
SWT.”
“Aamiin.”
Semoga dari cerita nyata ini dapat
memotivasi teman-teman, bapak-bapak dan ibu-ibu untuk mencontoh si
satpam tadi. Ada 2 syarat jika anda sekalian ingin merubah nasib anda di
muka bumi ini dan mulia di mata Allah SWT:
1. Shalat tepat waktu.
2. Berinfak dan bersedekahlah dalam keadaan lapang maupun sempit dengan ikhlas.
Kedua syarat tersebut dilakukan dengan semata-mata untuk mendapat ridha Allah SWT.
(Narasumber: Ustad. Yusuf Mansur)
Popular Posts
-
1. Ini doa dari ibu saya. Ditulis langsung oleh beliau, saat saya dulu banyak kemurungan, duka, kesusahan, persoalan... 2. Doa dari ibu s...
-
Assalamu'alaikum wr.wb Saya disini akan menuliskan surat Al Mulk atau sering disebut juga dengan ''Tabarak'' . Diantar...
-
Hijrah yang berarti perpindahan dianggap sebagai salah satu ibadah dengan nilai pahala yang tinggi. Dalam banyak ayat al-Quran Allah Swt...
-
Tubagus itu berasal dari kata RATUBAGUS...Ratubagus itu gelar yang diberikan kepada keluarga kasunyatan banten. Belanda bnyak memba...
-
"Tidak Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau (Ya Allah), Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk ora...
-
Harus kita akui bahwa ibadah, amal saleh, dan bentuk-bentuk ketaatan lainnya kepada Allah SWT, masih lebih sedikit bila dibandingkan den...
-
Shalat sebagai tiang agama merupakan amalah ibadah yang paling vital dalam islam disamping sebagai simbol identitas seorang muslim. Bebera...
-
Sholawatan versi Pesantren tahfidz Daarul Qur'an Hasbi robbi Jalallah Ma Fi Qalbi Ghairullah 'Alal Hadi Shalallah, Laa Ila Ha ...
-
Rasulullah Saw adalah orang yang paling giat bekerja dan beramal shalih, semangat dalam ibadah, dan gigih dalam berjihad. Akan tetapi ...
-
Kali ini saya akan Menjelaskan tentang, Bagaimana sih cara memasukkan jam ke blog ? Supaya kalian semua ingat waktu saat membacanya. Ada ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar